BPOM merupakan scientific/evidence and knowledge based, artinya setiap kebijakan yang dikeluarkan harus didasarkan pada kajian dan analisis yang dapat dipertanggung jawabkan, baik dari sisi metodologi maupun data yang digunakan. Untuk semakin meneguhkan sebagai scientific/evidence and knowledge based, upaya pengembangan kompetensi SDM Pengawasan Obat dan Makanan terus dilakukan, antara lain melalui kolaborasi dengan Perguruan Tinggi di dalam dan luar negeri. Sebagai upaya untuk membangun kolaborasi tersebut, pada tanggal 13 Oktober 2022 dilakukan diskusi dan pembahasan kolaborasi antara BPOM dengan Universitas Udayana, khususnya PPSDM POM dengan Fakutas Farmasi Universitas Udayana.

Hadir dalam diskusi pembahasan kolaborasi antara lain Bapak I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si, Apt, MPPM selaku Kepala PPSDM POM, Bapak Drs. I Made Bagus Gerametta, Apt selaku Kepala Balai Besar POM di Denpasar, Bapak Dewa Gede Bayu Rastika, S.Si, Apt.,M.E dari Direktorat Cegah Tangkal BPOM, dan juga jajaran sebagai perwakilan dari BPOM. Sedangkan dari Universitas Udayana diwakili oleh Ibu Dra Ni Luh Watiniasih MSc PhD selaku Dekan Fakultas MIPA, Dr GK Gandhiadi M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas MIPA, Dr Drs Made Sukadana MSi selaku Wakil Dekan 2 Fakultas MIPA, Prof Dr. Ni Nyoman Rupiasih selaku Wakil Dekan 3 Fakultas MIPA, Prof Dr rer nat. apt. I Made Agus Gelgel Wirasuta selaku Ketua Senat Fakultas MIPA dan juga jajaran. Dalam diskusi disepakati akan dilakukan kolaborasi dalam pengembangan kompetensi SDM Pengawasan Obat dan Makanan melalui berbagai program, khususnya untuk penguatan fungsi penindakan yang dilakukan BPOM melalui pembelajaran terkait dengan farmasi forensik, dan juga pembelajaran lintas keilmuan tidak terbatas pada bidang Farmasi, utamanya yang dimiliki oleh Fakultas MIPA Universitas Udayana. Pengembangan kompetensi SDM Pengawasan Obat dan Makanan sudah berubah, tidak cukup hanya berfokus pada satu keilmuan saja, tetapi harus belajar lintas keilmuan untuk memperkaya sudut pandang dan melengkapi pemahman yang komprehensif atas suatu problem dan tantangan tertentu sehingga output dan outcome yang dihasilkan dalam menyelesaikan suatu problem atau menghadapi tantangan lebih komprehensif dan menyeluruh.

Kolaborasi diharapkan juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui optimalisasi keunggulan kompetitif dari masing-masing pihak. Kolaborasi juga tidak terbatas pada pengembangan kompetensi SDM, tetapi juga bisa dalam bentuk penelitian bersama, atau penulisan jurnal bersama, tentunya dengan harapan mampu meningkatkan kompetensi SDM yang dimiliki para pihak. Dengan SDM yang berkualitas, maka pengawasan Obat dan Makanan yang berkualitas diharapkan hadir di Indonesia, menjamin kualitas produk Obat dan Makanan yang beredar, dan mendorong daya saing bangsa sektor Industri Obat dan Makanan.